Emiten CHEK Bidik Pendapatan Tumbuh 20 Persen Ditopang Alat Tes Kanker

Dani Jumadil Akhir, Jurnalis
Selasa 19 Agustus 2025 15:32 WIB
Emiten CHEK Bidik Pendapatan Tumbuh 20 Persen Ditopang Alat Tes Kanker (Foto: Freepik)
Share :

JAKARTA - Emiten penyedia alat untuk laboratorium klinik PT Diastika Biotekindo Tbk (CHEK) membidik kenaikan pendapatan sebesar 20 persen secara year on year (yoy) pada tahun mendatang. Kenaikan pendapatan ini ditopang dengan target distribusi tes kanker.

"Target untuk distribusi tes kanker tersebut diharapkan menambah revenue CHEK untuk pertumbuhan tahunan sebesar sampai 20 persen ke depan," kata Direktur Utama CHEK Yoshua di Jakarta, Selasa (19/8/2025).

Dia memastikan akan terus memperkuat posisi perseroan sebagai penyedia terpercaya alat kesehatan diagnostik yang berfokus pada inovasi produk dan perluasan distribusi ke lebih banyak wilayah di seluruh Indonesia.

"Komitmen memberikan hasil berkelanjutan bagi semua pemegang saham dalam membangun kepercayaan jangka panjang dan membuka pintu bagi lebih banyak investor untuk bergabung dengan kami dalam mentransformasi industri alat kesehatan di Indonesia,” ujar Yoshua.

Sekadar informasi, CHEK melakukan perjanjian kerja sama atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Mirxes Pte. Ltd. MoU dalam rangka menghadirkan teknologi berbasis blood-based microRNA & multi-omics test, untuk mendeteksi dini kanker dengan prevalensi dan mortalitas tinggi di Indonesia, seperti kanker lambung, paru-paru, kolorektal, hati, payudara, ovarium, pankreas, dan prostat.

“Melihat kebutuhan kesehatan nasional, kami berkolaborasi dengan Mirxes untuk menghadirkan solusi diagnostik deteksi kanker dengan metode berbasis miRNA yang saat ini belum ada di Indonesia,” ujarnya.

 

Dia berharap inovasi ini menjadi pionir dalam skrining kanker berbasis metode microRNA & multi-omics test di Indonesia, yang selama ini menghadapi keterbatasan baik dari waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil dan yang dapat diakses untuk seluruh masyarakat.

Dengan metode microRNA & multi-omics test, lanjutnya, risiko atau kemungkinan adanya kanker dapat terdeteksi bahkan sebelum memasuki stadium satu. “Hal ini sangat krusial, mengingat sebagian besar pasien kanker stadium awal tidak menunjukkan gejala sama sekali. Akibat keterlambatan diagnosis, banyak pasien baru diketahui mengidap kanker pada stadium lanjut, ketika harapan hidup sudah sangat terbatas,” ujar Yoshua.

Dia meyakini inovasi ini akan mempercepat akses masyarakat Indonesia terhadap skrining kanker yang lebih akurat dan efisien, serta mendukung visi pemerintah dalam menurunkan angka mortalitas melalui deteksi dini kanker dengan mendapatkan penanganan medis sejak dini.

Melansir laporan World Health Organization (WHO) 2022, Indonesia mencatatkan lebih dari 350.000 kasus baru kanker per tahun, dengan tingkat mortalitas mencapai 70 persen atau lebih tinggi dibanding rata-rata global (60 persen), yang mana hanya 15 persen pasien kanker lambung atau paru-paru yang berhasil terdiagnosis pada stadium awal.

Sementara itu, Mirxes Pte. Ltd merupakan anak usaha Mirxes Holdings Limited, yang terdaftar di Bursa Efek Hong Kong (HKEX) dan menjadi perusahaan bioteknologi pertama dari Asia Tenggara yang mencapai status unicorn.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya