Untuk mempercepat pengembangan ekosistem biomassa, PLN EPI menjalin kerja sama dengan mitra, baik untuk kebutuhan PLN dan untuk pasar ekspor. Selain itu, Perusahaan tengah mengembangkan digitalisasi melalui aplikasi biomassa guna membangun ekosistem biomassa untuk mengefisienkan rantai pasok biomassa.
Lebih lanjut, Rakhmad mengungkapkan bahwa dalam Roadmap Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025-2034 menargetkan 76 % pembangkit akan berasal dari energi terbarukan (EBT) dalam 10 tahun ke depan. Sementara energi fosil akan tetap dimanfaatkan sebagai penyeimbang, terutama gas, sedangkan batu bara diarahkan untuk pembangkit mulut tambang.
“Ke depan, PLN akan merencanakan lebih banyak wind turbine, solar, geothermal, hydro, dan bioenergi. Ini adalah area yang bisa dikembangkan generasi muda,” katanya.
Rakhmad menambahkan, karyawan PLN EPI cukup beragam latar belakang pendidikan dengan 40% merupakan generasi muda. Kondisi ini menjadi modal penting untuk melahirkan inovasi karena mereka hadir dengan ide-ide segar dan keberagaman latar belakang.
“Saya percaya dengan keberagaman. Semakin beragam latar belakangnya, semakin kreatif dan berwarna pemikirannya. Yang penting generasi muda berusaha berinovasi, mengembangkan teknologi dan berusaha menjadi yang paling inovatif di bidangnya,” katanya.
(Dani Jumadil Akhir)