Dengan sistem ini, penyedia lokal dapat menjual limbah organik seperti sekam padi, serbuk gergaji, atau tandan kosong sawit secara langsung ke pembangkit tanpa perantara, dengan harga yang lebih adil dan proses yang lebih cepat.
“Marketplace ini membuka akses pasar yang lebih luas bagi masyarakat. Kami ingin memastikan bahwa biomassa tidak hanya menjadi solusi energi, tapi juga sumber penghidupan baru,” jelas Direktur Biomassa PLN EPI, Hokkop Situngkir.
Petani dan pelaku UMKM kini memiliki pasar baru untuk limbah organik yang sebelumnya tidak bernilai. Terbentuknya ekosistem bisnis baru di sekitar pembangkit, seperti jasa pengeringan, penggilingan, dan logistik biomassa. Diversifikasi bahan bakar melalui biomassa memperkuat ketahanan energi nasional serta mengurangi ketergantungan pada batubara impor, terutama di wilayah dengan potensi biomassa tinggi.
Serta yang tak kalah penting, cofiring biomassa membantu menurunkan emisi karbon dari sektor ketenagalistrikan untuk mendukung target pemerintah menuju Net Zero Emission 2060.
(Feby Novalius)