JAKARTA - Tiga perusahaan dipastikan masih berpeluang masuk dalam pipeline pencatat saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelum tutup 2025.
Jika ini masuk, maka akan menambah peluang penawaran umum perdana (IPO) lebih banyak pada 2026.
Direktur Penilaian BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan sampai pertengahan November terdapat 24 emiten baru yang sudah resmi tercatat.
Sementara itu, total pipeline IPO mencakup 13 perusahaan yang dijadwalkan berpotensi melantai hingga 2026.
“Pipelines kami matang. Ada tiga perusahaan yang secara waktu masih memungkinkan masuk tahun ini,” ujar Nyoman, Minggu (16/11/2025).
Ia menyebut bahwa meski secara global jumlah IPO tengah mengalami penurunan, kondisi Indonesia justru bergerak berbeda.
Nilai penghimpunan dana dari aksi IPO di Tanah Air tercatat meningkat sekitar 70 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Rata-rata dana yang berhasil dihimpun berada pada kisaran 680 juta hingga 700 juta dolar AS per emiten.