Setelah Thrifting, Purbaya Siap Berantas Baja hingga Sepatu Ilegal

Iqbal Dwi Purnama, Jurnalis
Senin 01 Desember 2025 20:18 WIB
Purbaya menjelaskan pemberantasan barang ilegal merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk melindungi pasar dalam negeri. (Foto: Okezone.com/IMG)
Share :

JAKARTA - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengingatkan pengusaha untuk taat membayar pajak pasca pemberantasan barang ilegal sukses dilakukan. Hal ini ditegaskan Purbaya dalam Rapimnas Kadin 2025.

Purbaya menjelaskan, pemberantasan barang ilegal merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk melindungi pasar dalam negeri. Sehingga para pelaku usaha bisa mendapatkan pasar lebih luas di dalam negeri dan dapat meningkatkan penjualan.

"Gue nggak peduli thrifting-nya, pokoknya baju bekas ilegal masuk kita tutup. Habis ini baja, habis itu sepatu, dan yang lain-lain. Tapi kalau sukses, jangan lupa bayar pajak, kan sama-sama senang," kata Purbaya di hadapan Pengusaha Kadin dalam Rapimnas di Park Hyatt Jakarta, Senin (1/12/2025).

Purbaya menjelaskan, jika pasar domestik dikuasai oleh produk asing maka praktis akan menghambat penjualan pelaku bisnis di dalam negeri. Hal inilah yang menjadi penyebab pebisnis di dalam negeri susah untung dan susah berkembang.

"Kalau domestic demand-nya dikuasai asing, buat apa? Yang untung ya pengusaha asing. Jadi langkah saya adalah menjaga border kita dari barang-barang ilegal," sambungnya.

Sebab menurutnya, sektor swasta berdampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi yang impresif ke depannya. Ia juga membandingkan pertumbuhan ekonomi era Presiden SBY dan Jokowi, yang keduanya punya paradigma berbeda untuk membangun ekonomi.

Purbaya menilai, mesin pertumbuhan era Presiden SBY adalah pelaku usaha sehingga menciptakan pertumbuhan di angka 6 persen secara rerata. Sementara era Presiden Jokowi, mesin ekonomi diciptakan oleh Pemerintah lewat pembangunan infrastruktur, hasilnya ekonomi tumbuh rerata 5 persen selama kepemimpinannya.

 

Ia mengatakan, di bawah Pemerintahan Prabowo, kedua mesin ekonomi itu akan coba dihidupkan berbarengan. Baik yang diciptakan oleh sektor swasta, maupun yang didorong lewat belanja-belanja pemerintah. Caranya, lewat suntikan fiskal untuk mendorong belanja pemerintah, maupun strategi moneter untuk mendorong geliat dunia usaha.

"Saya pikir dengan tadi strategi fiskal, mesin moneter jalan, mesin pemerintah jalan, mesin swasta jalan, domestic market dijaga dengan betul, ekonomi investasi diperbaiki, harusnya 8 enggak susah-susah amat," kata Purbaya.

"Jadi, dengan langkah ini saya harapkan tahun depan kita bisa tumbuh 6, tahun depannya lebih cepat lagi. Harusnya 4 tahun, 5 tahun lagi sudah kelihatan tuh 8 persennya bisa tercapai apa enggak. Seandainya tak tercapai 8 persen, dapat 7 juga sudah lumayan," pungkasnya.

Iqbal Dwi Purnama
 

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya