Laode Sulaeman menjelaskan, saat ini BP-AKR sudah melakukan pengiriman sebanyak 2 kargo dan tengah dalam perjalanan 1 kargo lagi.
Sementara Vivo dan Shell sudah menyetujui kontrak pembelian BBM, dan Exxon tidak jadi membeli BBM dari Pertamina karena stoknya masih cukup hingga akhir tahun.
"Yang swasta sudah aman, jadi pada saat ini BP-AKR sudah 2 kargo menjelang 3 kargo, Vivo sudah, kemudian Shell sudah final negosiasi, Exxon mereka masih punya cadangan," ujarnya.
Saat ini, kargo pengiriman BBM Shell tengah dalam persiapan pengisian sebelum bergerak menuju Indonesia. Ia belum merinci jumlah impor yang dilakukan Shell, namun dipastikan cukup untuk memenuhi stok hingga akhir tahun 2025.
"Shell sudah negosiasi final, dalam waktu dekat, informasi yang ada kargo dalam persiapan bergerak dari tempat pengisian. Keempat SPBU sudah oke (impor lewat Pertamina), yang tidak negosiasi stoknya masih ada," lanjutnya.
Laode memproyeksikan kargo BBM milik Shell akan masuk Indonesia pada akhir bulan ini, sehingga dapat segera dijual kembali hingga akhir 2025.
"Shell dalam waktu dekat, (besaran impor) harus sampai akhir tahun. Akhir bulan ini sudah bisa, dari info yang ada," sambungnya.
Menurut Laode, alotnya negosiasi tambahan impor BBM untuk para SPBU swasta terjadi karena beberapa aspek, seperti spesifikasi badan usaha yang berbeda, penyesuaian harga, hingga fluktuasi harga minyak dunia.
"Kalau soal kandungan sulfur dan etanol itu soal yang berbeda," pungkasnya.
Shell Indonesia telah mencapai kesepakatan dengan PT Pertamina (Persero) terkait impor tambahan base fuel, dalam memenuhi kekurangan BBM di sejumlah SPBU.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot mengatakan, Shell Indonesia telah menyepakati untuk membeli BBM dari Pertamina Patra Niaga sebanyak 1 kargo atau sekitar 100 ribu barel. Kargo tersebut telah diberangkatkan dari terminal pengiriman menuju Indonesia.
"Shell sudah ada kesepakatan dengan Pertamina, rencananya lebih kurang 100 ribu barel," ujarnya di Jakarta, Selasa (25/11/2025).
Dia menambahkan, kargo tersebut rencananya akan sampai di Indonesia pada hari ini (25/11), yang akan segera dijemput oleh Shell Indonesia sebelum dijual ke masyarakat. Kuota tambahan ini untuk memenuhi pemenuhan stok hingga habis tahun 2025, sebelum perusahaan mendapat kuota impor kembali.
"Rencananya tanggal 25 ini sudah sampai di tempat titik serah yang disepakati dengan PT Pertamina," sambungnya.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membuka peluang untuk menambah kuota impor SPBU swasta tahun depan. Hal ini menimbang kekurangan stok BBM SPBU swasta yang terjadi akhir-akhir ini.