Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Suplai Bahan Baku Pupuk NPK Aman

Sandra Karina , Jurnalis-Senin, 04 Oktober 2010 |19:04 WIB
Suplai Bahan Baku Pupuk NPK Aman
Ilustrasi
A
A
A

JAKARTA - Direktur Utama Pupuk Kaltim Hidayat Nyakman memastikan, suplai bahan baku untuk pembuatan pupuk NPK (Nitrogen, Posphat, Kalium) aman.

"Potasium untuk Pupuk Kaltim, Petrokimia dan Pupuk Sriwijaya, serta perusahaan pupuk swasta lainnya sudah aman untuk kebutuhan lima tahun kedepan," kata Hidayat di Jakarta, Senin (4/10/2010).

Seperti diketahui, potasium adalah senyawa yang mengandung Kalium untuk memenuhi unsur K pada pupuk NPK.  "Sumber Kalium hanya terdapat di beberapa negara saja, yang diiantaranya adalah, Kanada, Belarusia dan beberapa di Timur Tengah,"ujarnya.

Hidayat mengakui, pihaknya telah melakukan penjajakan di Kanada untuk mendapat pasokan potasium. Suplai potasium, lanjutnya, didapat dari perusahaan Kanada yakni Canpotex (Canada Potas Export) sebesar 1,2 juta ton per tahun. Canpotex adalah satu-satunya penyalur NPK Potasium di Kanada.

Hidayat memaparkan, harga bahan baku NPK pada saat ini kembali mengalami kenaikan, dari USD470 per ton (kalium) menjadi USD1.300 per ton. Untuk kontrak pembelian potassium dari Kanada mengacu pada harga pasar, yakni sebesar USD400 per ton.

Hidayat menjelaskan, pada saat ini, seluruh holding pupuk memproduksi NPK sebanyak 2,8-3 juta ton per tahun. Untuk PKT sendiri sudah mampu memproduksi NPK lebih dari 525.000 ton. "Maka semua bahan baku pupuk NPK sudah terpenuhi," ucapnya.

Sedangkan, untuk suplai Nitrogen sudah dipenuhi dari dalam negeri. Dan suplai Posphat, sudah dipenuhi dari hasil kerjasama Petrokimia dengan Jordan Phosphate Mines Co (JPMC). "Sebanyak 1,2 juta ton potasium bisa menghasilkan tiga juta ton NPK," jelasnya.

Seperti diketahui, PKT telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk menjajaki kerja sama pengadaan bahan baku NPK dengan JPMC. Beberapa bahan baku yang diimpor dari Yordania di antaranya rock phosphate (batu fosfat), kalium chloride (KCl), dan monoammonium phosphate (MAP).

Kendati demikian, menurut Hidayat, kedepannya, Indonesia harus tetap bisa mengembangkan teknologi yang menghasilkan bahan baku NPK. "Pasalnya, apabila produksi NPK bisa ditingkatkan menjadi 3,5 juta ton, maka kebutuhan suplai bahan baku akan kurang," ujarnya.

Sementara itu, Hidayat mengatakan, total produksi NPK tersebut belum bisa memenuhi seluruh kebutuhan lahan perkebunan di Indonesia. "Pada saat ini, kebun di Indonesia seluas tujuh juta hektare (ha). Sementara untuk kebutuhan satu ha kebun, mencapai satu ton NPK,"kata Hidayat.

Hidayat menambahkan, untuk memenuhi kebutuhan bahan baku dalam jangka panjang, PKT menawarkan kepada pemerintah dan juga membuka kerjasama dengan para investor yang berminat untuk membangun fasilitas phosphoric acid (PA) di Indonesia.

"Langkah ini dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor dan kian ketatnya persaingan dengan negara-negara importir lain untuk memperoleh bahan baku itu,"tukas Hidayat.

(Widi Agustian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement