JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak flat. Baik dalam negeri maupun luar negeri nampak memberikan dorongan positif.
Menurut kurs tengah Bank Indonesia (BI) nilai tukar rupiah bercokol di kisaran Rp8.985 per USD, dengan range perdagangan Rp8.940-Rp9.030 per USD. Sementara mengutip yahoofinance, rupiah diperdagangkan di kisaran Rp8.997 per USD, dengan rata-rata perdagangan Rp8.965-Rp9.015 per USD.
Menurut analis Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih, pasar Asia menunggu hasil pertemuan di Uni Eropa pada hari ini. "Hasil positif UE akan membuat potensi penguatan euro, dan selanjutnya rupiah berpotensi menguat," tutur dia, Senin (30/1/2012).
Treasury Analyst Telkom Sigma Rahadyo Anggoro menjelaskan, rupiah diperkirakan positif berkat sentimen positif dalam negeri. Faktor dalam negeri yang dimaksud adalah lelang Surat Berharga Negara (SBN) yang melebihi permintaan. Ditargetkan pada awalnya permintaan sebanyak Rp7,1 triliun, namun ternyata melebihi permintaan menjadi Rp10,5 triliun. "Dari hasil tersebut, berarti minat investor masih tinggi," imbuhnya.
Dia menilai, dengan adanya keberhasilan tersebut, pemerintah harus memperhatikan hal terkait dengan penerbitan SBN jangka panjang yang mencapai 15-20 tahun. "Sekarang belum berkembang karena modalnya besar," tuturnya.
Isu di eksternal pun juga positif, jika pertemuan antara negara di Eropa, yaitu kreditur dan petinggi Yunani mencapai kesepakatan. Pertemuan tersebut terkait dengan utang jatuh tempo pada Maret mendatang. "Investor setuju untuk reschedule utang," tandasnya. (mrt)
(Rani Hardjanti)