JAKARTA - PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) berhasil mencetak laba sebesar Rp2,70 miliar pada periode Januari-Agustus 2012. Sebagai perbandingan, pada periode yang sama 2011, perusahaan menderita kerugian Rp690 juta. Artinya perseroan berhasil mendapat laba Rp3,39 miliar naik 400 persen.
Pasalnya, perseroan sebelumnya merupakan perusahaan yang mengoperasikan restoran Papa Ron's dan Amigos. Ketika mengoperasikan restoran, perseroan bernama PT Eatertainment International Tbk.
"Saat ini, perseroan memiliki dua lahan penambangan batu bara di Kalimantan Timur dan Sumatera Selatan," ungkap Direktur Utama Hendra Surya pada acara paparan publik di Jakarta, Kamis (13/9/2012).
Dia menjelaskan, lahan penambangan di Kalimantan Timur berlokasi di Kotamadya Samarinda. Lahan pertambangan batu bara tersebut seluas 3.200 hektare (ha). Proses penambangan batu bara di lokasi tersebut dilaksanakan oleh PT International Prima Coal, yang merupakan perusahaan patungan bersama PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Di perusahaan patungan tersebut, perseroan memiliki saham sebanyak 39 persen.
Hendra menuturkan, kapasitas produksi batu bara dari lahan penambangan di Kaltim tersebut sebesar satu juta ton per tahun. Lahan tambang tersebut memiliki sumber daya (resources) sebanyak 27 juta ton, tetapi total batu bara yang bisa ditambang sebanyak 11 juta ton. "Dengan demikian, lahan penambangan ini bisa dioperasikan untuk tujuh hingga delapan tahun ke depan," paparnya.
Dia menambahkan, lahan penambangan batu bara di Sumatera Selatan dioperasikan oleh PT Triaryani. Saat ini, lahan penambangan tersebut masih dalam tahap pengembangan. Lahan ini diakuisisi perseroan senilai USD18 juta. Lahan tersebut memiliki sumber daya batu bara sebanyak 384 juta ton dan total batu bara yang bisa ditambang sebanyak 242 juta ton.
Hendra mengungkapkan, lahan penambangan batu bara di Sumatera Selatan tersebut baru akan mulai beroperasi penuh pada triwulan pertama 2013 mendatang dengan kapasitas satu juta ton per tahun. Kapasitas tersebut akan digenjot menjadi 5,5 juta ton per tahun pada empat tahun berikutnya. "Untuk itu, manajemen akan menganggarkan investasi antara USD35 juta-USD45 juta," tukas dia.
(Martin Bagya Kertiyasa)