JAKARTA - Tarik ulur restrukturisasi (pembatasan) plafon utang nasional oleh badan legislatif Amerika Serikat (AS) diyakini akan memberikan pengaruh jangka pendek terhadap perekonomian Indonesia.
Chief Economist PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Destry Damayanti mengatakan, sentimen negatif akan kembali melanda pasar keuangan global termasuk Indonesia karena polemik tersebut.
"Hari ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) koreksi lagi. Tentu ada pengaruh dalam jangka yang pendek," tutur dia di Jakarta, Senin (30/9/2013).
Dirinya meyakini DPR Negeri Paman Sam itu tidak akan melakukan pembatasan plafon utang. Hal ini dikarenakan oleh dalamnya jurang fiskal negeri tersebut. "Ini saya kira hanya tarik ulur saja supaya Obama mau menggeser program Obama Care-nya," kata Destry.
Destry mengatakan, pemerintah Amerika Serikat harus lebih hati-hati mengeluarkan utang ke depannya. Menurutnya pasti akan ada batasan dan ketika batasan itu ditetapkan bisa terjadi negeri Adi Daya itu akan mengalami problem ekonomi lagi.
Sementara itu, terkait pengaruhnya terhadap pergerakan nilai tukar rupiah, Destry menyatakan, pergerakan rupiah lebih akan dipengaruhi oleh faktor domestik yakni bagaimana pemerintah mengurangi defisit transaksi berjalan.
(Widi Agustian)