JAKARTA - Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyebutkan pelemahan nikai tukar Rupiah terhada dolar Amerika Serikat (AS) juga menjadi penyebab bagi masyarakat Indonesia lebih gemar menggunakan produk tekstil palsu atau KW dibandingkan original atau upgrade.
Ketua Umum API Ade Sudrajat mengatakan, pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS bukan penyebab utama, melainkan kenaikan tarif listrik lah yang menjadi penyebab penggunaan produk KW di Indonesia banyak.
Ade mengungkapkan, pasar impor di Indonesia masih sangat bergairah, di mana selisih nilai tukar Rupiah tidak terjadi secara signifikan, berbeda dengan kenaikan tarif listrik yang menyebabkan industri tekstil akan menaikan harga pakaian jadi sekitar 15-20 persen.
"Makanya impor itu tetap bergairah, apalagi yang diimpor itu barangnya bukan upgrade, tetapi KW, karena 85 persen penduduk kita gemar KW, bukan upgrade," kata Ade di Kantornya, Jakarta, Senin (30/6/2014).
Ade mengungkapkan, masih gemarnya orang Indonesia akan produk impor tersebut karena harga yang ditawarkan lebih murah jika dibandingkan dengan harga produk dalam negeri. Produk pakaian jadi impor hanya dipengaruhi pelemahan nilai tukar saja, tidak seperti produk dalam negeri yang dipengaruhi besar oleh kenaikan tarif listrik.
"Sedangkan kenaikan (industri) kita 15-20 persen. Jelas impor lebih kompetitif. Hitungan seperti itu harus didalami, hal ini buat impor lebih bergairah," tutupnya.
(Fakhri Rezy)