JAKARTA - Pencampuran Bahan Bakar Nabati (BBN) ke dalam avtur (aviation biofuel) dalam industri penerbangan tidak akan terlalu menghemat penggunaan avtur. Seperti yang diketahui, kebijakan ini akan dilaksanakan pada tahun 2016 dengan campuran BBN dalam tahap awal sekira dua persen.
"Dalam konteks penghematan menurut saya enggak, karena secara teknis sama dengan avtur, avtur yang dari fosil, tapi dari konteks emisi itu akan berkurang, bahkan lebih banyak dari avtur, tujuannya mengurangi gas rumah kaca," ucap Direktur Operasional Garuda Capt Novianto di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Selasa (26/8/2014).
Menurut Novianto, diperkirakan pengurangan emisi dalam menggunakan aviation biofuel mencapai sekira 40 persen.
"Sekitar 40 persen, tepatnya enggak tahu. kaya emisi belerang, emisi CO2 turun," sambungnya.
Novianto menyebut, pihaknya akan menyiapkan semua jenis pesawat untuk menggunakan pencampuran BBN ke avtur jika pada tahun 2016 sudah dilaksanakan. Namun pihaknya meminta pasokan BBN dari produsen dijaga.
"Sebetulnya bisa, tapi tergantung daripada produsen, teman-teman produsen mereka akan menyediakan dimana, ya kita bisa gunakan pesawat apa saja, sebetulnya secara teknis aviation biofuel itu spesisifiknya akan sama bahkan lebih baik dari avtur, harus aman memang digunakan untuk pesawat apa saja enggak ada masalah," paparnya.
Lanjut Novianto mengungkapkan, hal ini masih dalam tahap percobaan atau pilot project, namun ke depannya akan menjadi kewajiban untuk mengurangi impor dari avtur.
"Untuk tahap ujicoba tentu kita pilih penyesuaian yang dimana mereka ada, artinya kalau mereka supplai di Jakarta kita akan pakai, tergantung jumlahnya berapa. Untuk mendapatkan komposisi yang sesuai, katakan misalnya 2 persen, kalau pesawatnya besar 747-400 itu tentu juga angkanya besar, tapi itu tergantung ketersediaannya seperti apa, kita enggak tahu," pungkasnya.
(Rizkie Fauzian)