Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

BBM Naik November, Inflasi Meroket ke 8,47%

Prabawati Sriningrum , Jurnalis-Rabu, 15 Oktober 2014 |20:29 WIB
  BBM Naik November, Inflasi Meroket ke 8,47%
Inflasi akan naik ke 8,47% jika BBM naik. (Foto: OKezone)
A
A
A

JAKARTA - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang akan diberlakukan pada November 2014, akan menjadi salah satu alternatif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah diminta segera menaikkan harga BBM bersubsidi.

"Keberanian pemerintah di bidang energi sangat ditunggu," ungkap ekonom Bank Mandiri, Destry Damayanti, kala ditemui di Jakarta, Rabu (15/10/2014).

Selain itu, penyesuaian harga lebih awal juga akan lebih menguntungkan dari sisi inflasi. "Kenaikan pada November ini akan mendorong inflasi hingga 8,47 persen di akhir 2014, dan akan kembali terkendali pada besaran 5,22 persen," jelas dia.

Dia menjelaskan, adanya kenaikan harga BBM bersubsidi, akan menjadi opsi untuk menekan besaran defisit pada neraca transaksi berjalan. Besaran defisit pada akhir 2014 diproyeksikan mencapai 3,13 persen dari pertumbuhan domestik bruto (PDB) di 2013, dan akan mencapai 2,74 persen di 2015.

Menurut dia, dengan adanya kenaikan harga BBM bersubsidi akan membuat ekonomi Indonesia tumbuh 5,23 persen pada 2014, dan 5,10 persen pada 2015. Sedangkan, kenaikan harga BBM di awal 2015 memunculkan inflasi 2015 mencapai 8,84 persen. Sedangkan defisit neraca transaksi berjalan, akan mencapai 2,67 persen dari PDB.

Namun,bila dilihat dari sisi moneter terkait Bank Indonesia dianggap berusaha realistis dengan menaikan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin seiring dengan kenaikan harga BBM. "Ini untuk beri sinyal ke pasar. BI rate akan flat sampai akhir 2015," tutupnya.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement