“Maka, lagi-lagi publik akan yakin bahwa Pertamina akan jadi 'ATM' bagi kepentingan politk. Sebaiknya, Pertamina dipimpin oleh figur profesional dan independen,” tandasnya.
Menurutnya, Pertamina perusahaan negara yang strategis dan menguasai hajat hidup orang banyak. Karena itu, problem pengelolaan migas selama ini, sejak Pertamina didirikan, perlu diatasi oleh orang-orang berkualitas luar biasa yakni kompeten, berintegritas dan petarung agar Pertamina tidak dikuasai mafia migas yang merampok.
“Untuk itu, perlu pemimpin yang bebas dari kepentingam politik apapun,” imbuhnya lagi.
Direktur Eksekutif Indonesian Public Intitute (IPI) Karyono Wibowo menyebut Widyawan dan Renaldi sangat tidak layak menduduki kursi Dirut Pertamina. Ia beralasan Renaldi tak berpengalaman di dunia migas. Sementara, Widyawan sempat bersinggungan dengan hukum.
“Menurut saya keduanya kurang layak. RF tidak memiliki background di bidang migas. Untuk memimpin Pertamina tidak hanya memiliki kemampuan leadership tetapi harus juga memiliki keahlian di bidang migas dari hulu hingga hilir dan harus memiliki integritas yang kuat. Pengetahuan dari hulu hingga hilir diperlukan agar Dirut Pertamina mengetahui kebijakan yang tepat dalam mewujudkan kedaulatan energi sebagaimana yang menjadi program presiden Jokowi,” terangnya.