JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno resmi mencopot Elia Massa Manik dari jabatannya sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero) .
Menggantikan posisi Elia sementara, Rini mengangkat Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) Nicke Widyawati sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Dirut.
Perjalanan Elia sebagai orang nomor satu di Pertamina pun hanya sampai satu tahun, sejak diangkat pada 16 Maret 2017 lalu.
Baca Juga: Nicke Widyati Jadi Plt Dirut Pertamina karena Ketua Holding Migas
Saat itu, melalui surat bernomor SK-52/MBU/03/2017 tentang pengangkatan anggota direksi perseroan Pertamina, Elia menjadi Direktur Utama menggantikan posisi Dwi Soetjipto.
Sebelum memimpin Pertamina, Elia telah malang melintang memimpin beberapa perusahaan.
Mengutip berbagai sumber, Pria kelahiran Kabanjahe Kabupaten Karo, Sumatera Utara memulai karier dari PT Indofood Sukses Makmur (INDF). Dia juga sempat bergabung di Suez Group hingga 2001.

Elia juga pernah berkarir di PT Kiani Kertas, baru kemudian bergabung dengan PT Jababeka.
Kariernya di perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dimulai saat memimpin PT Elnusa, anak usaha PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang jasa migas. Dia menjabat sejak Juli 2011 hingga 2014.
Karirnya dianggap sukses membawa kinerja Elnusa menjadi lebih baik setelah terungkapnya kasus pembobolan dana perusahaan di Bank Mega.
Elia melakukan, sejumlah perbaikan di Elnusa, yang pada saat dia masuk memiliki operating cash flow yang negatif sebesar Rp200 miliar. Salah satu contoh perbaikan yang dilakukannya adalah dengan melakukan refinancing di Elnusa, selain itu dia juga melakukan perbaikan sumber daya manusia di sana.

Sebelum diangkat menjadi Dirut Pertamina, alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) dan ASEAN Institute Of Management Filipina ini memimpin PT Perkebunan Nusantara III (persero) sejak 2016 yang juga merupakan holding BUMN perkebunan.
Di PTPN III ini, dia mengelola 14 perusahaan perkebunan negara dengan jumlah pegawai sebanyak 139.000. Elia Massa Manik sukses menjalankan restrukturisasi dengan memangkas jumlah direksi PTPN menjadi maksimal hanya tiga orang, yang sebelumnya, satu PTPN dapat mempunyai empat sampai lima direktur.
(Rani Hardjanti)