"Nuklir yang selalu digembar-gemborkan hanya kejadian yang membahayakan saja, kita akan terus mencari agar nuklir tidak berbahaya" ujar Ketua Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Marwah Daud Sulistyo di Gedung MPR, Senayan, Jakarta, Kamis (27/11/2014).
Dia menjelaskan, Indonesia masih belum berani menggunakan nuklir sebagai pembangkit tenaga listrik. Tentunya hal tersebut harus menjadi daya dorong bersama yang bisa membuat kebijakan pemerintah untuk menggunakan listrik tenaga nuklir.
"Industri kita akan maju, kalau bisa memanfaatkan energi nuklir. Contohnya Jepang yang luasnya hanya sepertiga dari Indonesia, sudah memiliki 55 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, Amerika 57 dan Indonesia belum punya. London sendiri sudah 80 persen energi listrik dari nuklir," jelasnya.
Sekadar informasi, untuk memenuhi kebutuhan energi sebesar 1.000 megawatt (mw), hanya diperlukan 72 ton uranium. Sebagai perbandingan, dengan energi yang sama maka butuh 2,6 juta ton untuk batu bara dan 20 ton untuk minyak bumi.
(Martin Bagya Kertiyasa)