JAKARTA - Pengembangan energi nuklir masih menjadi momok yang menakutkan di Indonesia. Pasalnya, banyak film maupun berita negatif tentang penggunaan energi nuklir.
Kepala Badan Pengawasan Tenaga Nuklir (Bapetten), Jazi Eko Istiyanto, mengatakan kelebihan menggunakan energi nuklir selalu tertutupi oleh berita tentang kebocoran energi nuklir. Padahal, kecelakaan tersebut, berada jauh di negara lain.
"Kecelakaan nuklir di satu negara, jadi isu di negara lain. Misalnya Malaysia kejadian, pasti di Singapura dan Indonesia kena dampaknya," ujar di Gedung MPR RI, Jakarta, Kamis (27/11/2014).
Dia menjelaskan, pemerintahan yang mengelola nuklir menerima intervensi dari pihak mana pun, karena akan sangat membahayakan. "Prospektif, tidak ada nuklir yang tidak diawasi. Karena kalau tidak diawasi akan berbahaya," katanya.
Sekadar informasi, untuk memenuhi kebutuhan energi sebesar 1.000 megawatt (mw), hanya diperlukan 72 ton uranium. Sebagai perbandingan, dengan energi yang sama maka butuh 2,6 juta ton untuk batu bara dan 20 ton untuk minyak bumi.
(Martin Bagya Kertiyasa)