"Misalnya kita bisa membuat Pertamina itu menjadi besar di dunia lah begitu. Sementara kita juga bergerak di kilang, pembangunan kilang akan dilakukan segera, yang 300 ribu barel. Syaratnya ada tiga. Satu dia bawa bahan bakunya. Dua, dia bawa teknologinya. Tiga, dia membawa duitnya. Tiga itu, beberapa sudah datang Kuwait, Aramco, Iran," ujarnya.
Sementara itu, dirinya mengatakan dibaliknya Kemenko bidang Maritim sedang mengkaji, kalau Indonesia bisa mengolah migas 1 juta ton per day, dan sekarang masih idel 250 ribu ton yang dinilai sudah susah dan tidak ekonomis.
"Katanya disain kilang 40 tahun yang lalu. Kami minta waktu untuk asses untuk bisa melihat sampai di mana kita bisa mengolah minyak kita,' ujarnya.
(Fakhri Rezy)