"Suplai bermasalah, harga tidak masalah. Kalau nelayan suruh voting mereka harga mahal tidak apa-apa yang penting suplai ada," jelasnya.
Untuk mengatasi suplai gas tersebut, harus ada kesinambungan bersama Kementerian ESDM dan BPH Migas terkait guna ketersediaan gas.
"Kalau kurang terus kasihan nelayan. Sekarang ikan sudah mulai banyak, kemarin ada SMS biasa tangkap 20 hari bisa tangkap dua hari," tukasnya.
Sebagai contoh, pada tahun 2013 Bupati Tanjung Jabung Barat, Jambi, Usman Ermulan menjelaskan, saat ini ada sekira 1.470 kendaraan nelayan yang menggunakan BBM subsidi jenis solar untuk beraktivitas, namun dengan adanya rencana kenaikan tentunya akan menambah biaya produksi, untuk itu Pemda Tanjung Jabung Barat akan mengonversi kapal nelayan ke BBG dengan menggunakan gas Elpiji 3 kg.
"Nantinya dengan gunakan gas Elpiji 3 kg akan menghemat 60-70 persen biayanya lebih murah karena menggunakan gas. Untuk sekarang saja nelayan beli Solar sebesar Rp200, namun dengan gas Elpiji, harga 1 tabung sebesar Rp17 ribu itu bisa melaut sampai dua hari. Pendapatan 70 persen bisa masuk ke nelayan, tarif terhadap nelayan meningkat," ungkap Usman.
(Widi Agustian)