JAKARTA - Bank Pembangunan Asia (Asian Developmet Bank/ADB) berpendapat bahwa depresiasi yang dialami Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan membuat pertumbuhan ekonomi semakin kuat.
Penuturan Presiden Bank Pembangunan Asia (Asian Developmet Bank/ADB) Takehiko Nakao, depresiasi ini mendukung sektor manufaktur sehingga pertumbuhan ekonomi akan lebih kuat.

"Malah depresiasi ini mendukung sektor manufaktur dan menjadikan sektor manufaktur lebih kuat dari tahun-tahun sebelumnya jadi depresiasi menjadikan pertumbuhan ekonomi lebih kuat," ucapnya di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Selasa (13/1/2015).
Nakao juga menyebutkan bahwa depresiasi tidak hanya dialami oleh Rupiah. "Ini sudah stabil tapi secara keseluruhan dolar menguat terhadap beberapa mata uang, jadi secara keseluruhan rasio rata-rata mata uang dengan mitra perdagangan Rupiah tidak melemah terlalu banyak dan ini merupakan berita baik," tukasnya.
Sebagai informasi, pagi ini laju nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) belum mampu menunjukkan performa positif. Rupiah sempat menguat di level Rp12.500 per USD, namun terseret kembali ke Rp12.600 per USD.
Melansir Bloomberg Dollar Index, Selasa (13/1/2015), Rupiah pada perdagangan non-delivery forward (NDF) melemah 17 poin atau 0,14 persen ke Rp12.616 per USD. Pagi ini, Rupiah bergerak di kisaran Rp12.566-Rp12.616 per USD.
(Rizkie Fauzian)