"Beliau (Ramli) yang banyak mengajarkan saya untuk mengembangkan kembali desain Papua ini," sebutnya kepada Okezone di Jakarta.
Bermodalkan uang gaji selama bekerja menjadi asisten Ramli, Jimmy mulai dengan 16 motif batik yang dihasilkan saat berguru di Pekalongan. Mulai dari situ Jimmy melakukan pameran dan mendapatkan pesanan.
Dibantu 15 tenaga kerja aktif dan 40 orang masyarakat binaan dari pelatihan membatik, Jimmy mulai mengembangkan industri batik Papua. Kini omzet yang dimilikinya berkisar Rp5 juta sampai Rp7,5 juta per bulan dengan laba bersih sebesar Rp2,5 juta per bulan.
Bahan baku yang digunakan Jimmy dalam meramu produksinya didatangkan dari pulau Jawa. Jimmy mengatakan, yang digunakan adalah alat produksi cating sederhana dengan pewarna alami datoi pepohonan yang diolah terlebih dahulu.
Buah dari kerja kerasnya, produk Jimmy sudah melanglang buana di berbagai negara seperti di Floria dan Paris. Setelah pameran di Paris tahun 2014, Jimmy kembali memenangkan sebuah pameran di Jakarta. Uang tersebut dia gunakan untuk modal membuat pameran busana di Paris pada Maret 2015.