"Itu bisa sebabkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mengalami kenaikan. Apalagi Premium sudah tidak disubsidi oleh pemerintah," tutur Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati saat dihubungi Okezone, Rabu (18/3/2015).
Enny menjelaskan, dengan menguatnya dolar AS mengakibatkan biaya impor menjadi tinggi. Secara otomatis, pemerintah perlu menaikkan harga Premium.
"Biaya impor tinggi, termasuk BBM ini. Pasti harganya dinaikkan," tutur dia.
Terlebih lagi, Enny mengatakan, meskipun pemerintah akan mengeluarkan paket kebijakan untuk mengatasi pelemahan Rupiah, namun manfaat kebijakan tersebut belum dapat dirasakan dalam waktu dekat. Sehingga, ke depannya, ada kemungkinan dolar lebih menunjukkan keperkasaannya.
"Kalau tidak segera diatasi, ini bisa berkembang penguatan dolar," imbuh dia.
(Rizkie Fauzian)