Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, I Gusti Nyoman Wiratmaja, mengatakan kekhawatiran tersebut muncul lantaran pelabuhan tersebut overlap dengan wilayah kerja migas.
"Wacana pelabuhan Cilamaya overlap dengan wilayah kerja migas. Di dunia industri migas yang paling penting adalah safety," ungkapnya, di Jakarta, Sabtu (28/3/2015).
Wiratmaja menambahkan, di daerah yang akan dibangun Pelabuhan Cilayama alurnya akan melewati fasilitas produksi minyak. "Yang dilewati ini tidak hanya pipa ada 250 platform, kalau pelabuhan ini dibangun, di sini betul-betul kajian risk-nya harus dilakukan dengan teliti," sebutnya.
Dia mengatakan jika pelabuhan tetap dipaksakan untuk dibangun, pipa-pipa tersebut harus di alokasi. Selain itu, pemindahan pipa juga memerlukan biaya yang tidak sedikit.
"Soal safety harus dikaji lebih dalam lagi, nomor satu itu safety, Kalau dari sisi safety benar-benar enggak safe, pemindahan pipa atau relokasi. Risk-nya cukup tinggi," tandasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)