Tidak hanya tiga lembaga tersebut, dia juga mengkritik pemerintah China yang dianggap memberikan investor yang tidak kompeten. Pasalnya, investor asal China yang melakukan pembangunan pembangkit listrik program Fast Track Program (FTP) tahap I sebesar 10.000 megawatt (MW) tidak melaksanakan tugasnya dengan baik.
Dalam proyek FTP tahap I tersebut, investor China memang menyelesaikan sekira 8.500 megawatt (MW), sementara sisanya diharapkan akan tuntas 2016. Namun, banyak hasil dari proyek tersebut yang tidak maksimal.
Dari seluruh program itu, hanya memberikan liability 55-60 persen yang berarti tidak maksimal.
"Pemerintah China tolong proyeknya ditengok. Karena anak-anak mereka yang kerja di sini itu menghasilkan pekerjaan kurang baik mutunya,"ucap Presiden Jokowi.
Sekadar informasi, perusahaan listrik BUMN asal China tersebut adalah Huadian Hongkong Company Limited, Zhow Lung Jun, Geng ke Cheng, Local Partner China Hudian Janto Soetanto, dan Dening Yao.
(Martin Bagya Kertiyasa)