"Kami mengakui perkembangan industri modal ventura kurang menggembirakan dibandingkan industri lainnya, baik dalam lingkup lembaga pembiayaan maupun industri keuangan non-bank secara umum," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Industri keuangan Non-Bank Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Firdaus Djaelani, dalam Seminar Nasional Revitalisasi Modal Ventura, di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (27/4/2015).
Selain itu, dia mengatakan bahwa pertumbuhan aset industri modal ventura belum berkembang secara signifikan. Adapun total aset industri modal ventura pada 2014 tumbuh 9,1 persen, dari Rp8,24 triliun pada 2013 menjadi Rp8,99 triliun pada 2014.
Selain itu, total aset industri modal ventura sebesar 2,4 persen dari total industri pembiayaan yang total asetnya Rp420,44 triliun.
Kondisi ini sangat tertinggal bila dibandingkan dengan aset industri keuangan non bank lainnya. Total market size industri modal ventura terhadap Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) sebesar 0,67 persen dari total seluruh aset IKNB sebesar Rp 1.351 triliun.
Selain karena keterbatasan sumber pendanaan murah yang berjangka panjang, masalah ini juga didasari oleh sumber daya manusia (SDM), maupun pemangku kepentingan yang masih kurang memperhatikan dalam mengembangkan perusahaan modal ventura dalam negeri.
"Kita akan mendorong mekanisme pembiayaan, maka OJK merasa terpanggil untuk menyusun Strategi Revitalisasi Modal Ventura di Indonesia sebagai salah satu wujud pelaksanaan inisiatif strategis OJK pada 2015, yaitu peningkatan akses keuangan dan penguatan ekonomi kerakyatan berbasis pada sektor ekonomi produktif," tandasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)