 
                “Kami secara aktif terus melakukan upaya pengurangan emisi gas rumah kaca, mulai dari dukungan terhadap restorasi dan perlindungan 1 juta hektare hutan di Indonesia, melakukan efisiensi energi di unit produksi kami, sampai dengan pemanfaatan limbah hewan menjadi biogas untuk menunjang aktivitas ekonomi masyarakat sekitar,” lanjut Suhendra.
Kebijakan FCP juga mendorong APP dalam melakukan inisiatif untuk mendukung restorasi dan perlindungan 1 juta hektare hutan di Indonesia. Senepis, Giam Siak Kecil Bukit Batu, Semenanjung Kampar, Kerumutan, Bukit Tiga Puluh, Berbak Sembilang, Dangku, Padang Sugihan, Kutai, dan Kubu merupakan 10 wilayah hutan yang diidentifikasi memiliki nilai konservasi tinggi, di mana lima di antaranya memerlukan penanganan mendesak serta memiliki peluang keberhasilan yang lebih tinggi.
Untuk itu, APP juga berpartisipasi dalam Indonesia Climate Education Forum & Expo 2015 merupakan ajang tahunan yang diselenggarakan dan diinisiasi oleh Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI).
Selain itu, sejak tahun 2012, selain memberikan edukasi di bidang pelestarian lingkungan, APP juga bersama kelompok masyarakat di desa Gampingan dan Sumberejo, Jawa Timur, serta tahun 2014 di desa Tanjung Leban dan Temiang, Riau juga memanfaatkan kotoran sapi menjadi biogas yang dapat menggantikan fungsi kayu dan minyak tanah. Selain itu, residu dari pupuk setelah diubah menjadi biogas dapat digunakan sebagai pakan ikan.
(Widi Agustian)