Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Indonesia Perlu Lebih Banyak Insinyur untuk Dukung Infrastruktur

Dani Jumadil Akhir , Jurnalis-Selasa, 19 Mei 2015 |20:09 WIB
   Indonesia Perlu Lebih Banyak Insinyur untuk Dukung Infrastruktur
Ilustrasi infrastruktur. (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja bertemu dengan Persatuan Insinyur Indonesia (PII). Mantan gubernur DKI Jakarta ini meminta agar lulusan insinyur dalam negeri dapat terus ditingkatkan. Hal ini berguna untuk membantu pembangunan infrastruktur yang menggunakan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam negeri.

Dalam pertemuan ini, Jokowi ditemani oleh Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dan Menteri Ristek dan Pendidikan Tinggi M Nasir.

"Untuk meningkatkan jumlah dan kapasitas insinyur, Presiden sudah punya hitungan. Karena di beberapa sektor memang ada kekurangan," ucap Ketua Umum PII Bobbi Gafur Umar di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (19/5/2015).

Dia menambahkan, pihaknya akan terus menjadi mitra pemerintah baik di tingkat Kementerian Koordinator bidang Perekonomian dan Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman agar program pemerintah berjalan baik.

"Kita melihat dengan rencana pemerintah yang besar yakni pembangunan infrastruktur mencapai sebesar Rp519 triliun, kesempatan ini harus diambil insinyur lokal. Diharapkan kontraktor nasional juga berperan," paparnya.

"Kita bisa mencontoh China yang manfaatkan pertumbuhan eko dengan dorong industrinya. Presiden nyatakan akan terus tingkatkan produk dalam negeri," imbuhnya.

Lebih lanjut Bobby mengatakan, dengan akan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN pada akhir 2015, para insinyur dalam negeri harus siap bersaing dengan insinyur dari negara lain.

"Apakah kita siap kalau tidak siap, maka kita harus siapkan. Untuk itu, mulai dari industri sampai SDM teknik dan sarjana insinyur langkah-langkah yang perlu dilakukan," paparnya.

Di sisi lain, Bobby menyebut saat ini total sarjana teknis sekira 700 ribu orang. Namun banyak yang bekerja di luar bidangnya, karena keterbatasan lapangan pekerjaan.

"Kita identifikasi banyak insinyur yang tidak bekerja di bidangnya. Kalaupun itu ditarik kembali, perlu tambahan‎ insinyur sekitar 120 ribu orang ke depannya," pungkasnya.

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement