Presiden Direktur PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Legowo Kusumonegoro mengatakan, kebutuhan biaya pendidikan sebagian besar keluarga di Indonesia masih mengandalkan dana tunai.
Artinya, biaya pendidikan belum direncanakan secara matang oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. ”Keluarga di Indonesia masih sedikit memanfaatkan lembaga keuangan untuk mengelola dana pendidikan anak-anaknya,” ujar Legowo. Menurut Legowo, kalaupun mereka merencanakan biaya pendidikan anaknya, kebanyakan dana pendidikan tersebut mereka simpan di tabungan.
Padahal, pertumbuhan nilai uang di tabungan relatif lebih kecil dibanding inflasi maupun tingkat biaya pendidikan yang terus mengalami kenaikan. Agar keluarga tidak terjebak dengan tingginya biaya pendidikan, lanjut Legowo, mereka harus menyiapkan diri sedini mungkin. Mulai dari berhemat atas penghasilan yang dimiliki dan mengelola uangnya pada lembaga keuangan yang menjanjikan imbal hasil yang menarik.
Lebih jauh Legowo mengungkapkan, tingkat imbal hasil yang ditempatkan di tabungan dibandingkan di lembaga keuangan aset manajemen atau asuransi lebih kecil. Tingkat bunga yang ditawarkan tabungan maksimal sekitar 4,5 persen. Sedangkan inflasi di Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan angka tersebut. Sementara, di asuransi pendidikan pertumbuhan nilai uang itu bisa mengimbangi tingkat inflasi.