Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Jurus Jokowi Angkat Rupiah dari Level Rp14 Ribu

Dani Jumadil Akhir , Jurnalis-Senin, 31 Agustus 2015 |18:32 WIB
Jurus Jokowi Angkat Rupiah dari Level Rp14 Ribu
Presiden Joko Widodo (Jokowi) (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja melakukan pertemuan dengan para ekonom. Hasil pertemuan ini dapat disimpulkan bahwa Jokowi ingin memperbaiki nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
 
 

Adapun cara yang dilakukan dengan cara mengatur suplai dan demand dolar AS di dalam negeri dan mendorong masuknya valas dengan cara menerbitkan surat utang atau global bond. Cara mengatur suplai dan demand dolar AS di dalam negeri adalah dengan yang namanya Bilateral Currency Swap Arrangemen (BCSA) dengan berbagai negara, seperti China dan Korea.

"Itu untuk memfasilitasi perdagangan menggunakan mata uang masing-masing, jadi BI dengan bank sentral sana melakukan swap currency Rupiah dengan Yuan, jadi enggak menggunakan dolar AS. Tapi itu bisa dimanfaatkan sebagai likuiditas. Tapi itu untuk menurunkan demand, seperti itu," kata pengamat ekonomi Anton Gunawan di Istana Negara, Jakarta, Senin (31/8/2015).

Menurut Anton, BCSA dengan China sudah pernah dilakukan pada 2009 dan 2013. Namun yang terpenting saat ini, bagaimana mendorong Peraturan Bank Indonesia (PBI) yang sudah ada agar menggalakan perdagangan dengan China dengan tidak lagi menggunakan dolar AS.

"Itu mengurangi permintaan dolar. Itu yang lagi di bahas sekarang. Bukan bisa ya,itu karena berkaitan likuiditas, itu untuk emergency, itu dengan Jepang," paparnya.

Selain itu, masuknya valas juga dapat dilakukan dengan deregulasi aturan yang mampu menarik investasi masuk, sehingga adanya capital inflow.

"Poinnya dua, bagaimana soal deregulasi segala macamnya, satu lagi tentang suplai dan demand AS Kebanyakan di situ yang kepengin dapat masukannya pak Presiden di situ," sebutnya.

(Rizkie Fauzian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement