Untuk mengatasi gejolak ekonomi tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang para ekonom ke Istana Negara. Menurut pengamat ekonomi Hendry Saparini, Presiden meminta masukan dari para ekonom mengenai cara menyelesaikan masalah nilai tukar.
"Nilai tukar itu harus diselesaikan dari sisi kebutuhannya, langkah mengurangi permintaan dolar AS. Kedua meningkatkan pasokan dolar," paparnya.
Hendry menambahkan, sebenarnya masih banyak instrumen yang dapat digunakan oleh pemerintah dalam mengatasi pelemahan nilai tukar. Namun, dianggap belum perlu dengan langkah darurat untuk menguatkan Rupiah.
"Kemudian cara mendorong ekonomi, mendiskusikan masalahnya itu ada juga domestik. Itu juga sebenarnya akan menjadi andalan bagi ekonomi kita untuk bertahan pada kondisi seperti sekarang ini," tukasnya.
(rzk)