Pengamat ekonomi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Tony Prasetiantono yang termasuk dalam ke 14 ekonom yang dipanggil menjelaskan, nantinya pemerintah akan aktif mencari negara-negara yang ingin membeli surat-surat berharga yang diterbitkan negara tersebut.
"Sukuk akan dijual di negara-negara middle east, kan Presiden mau kesana. Negara-negara di Asia Timur juga akan membantu, seperti China dan Korea. Itu akan menimbulkan capital inflow," tutur Tony di Istana Negara, Jakarta, Senin (31/8/2015).
Menurutnya, jika rencana tersebut berhasil diterapkan, maka diyakini arus modal asing akan deras masuk ke Indonesia. Sehingga Rupiah akan terselamatkan dengan bertambahnya suplai dolar di dalam negeri.
"Kita juga masih yakin dalam pengertian dolar juga sudah mencapai titik tinggi. Suatu saat akan terjadi koreksi," pungkasnya.
(Rizkie Fauzian)