Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Boleh Pinjam Dolar AS, tapi Harus Diikuti Hedging

Prabawati Sriningrum , Jurnalis-Kamis, 10 September 2015 |18:35 WIB
Boleh Pinjam Dolar AS, tapi Harus Diikuti <i>Hedging</i>
(Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus bergerak fluktuatif. Salah satu penyebab melemahnya pergerakan Rupiah adalah kalangan pengusaha mendominasi penggunaan dolar AS dibanding Rupiah.

Oleh karena itu, Bank Indonesia (BI) meminta perusahaan swasta yang melakukan pinjaman luar negeri segera melakukan hedging atau lindung nilai. Hedging penting dilakukan mengingat terus menguatnya nilai tukar dolar AS terhadap seluruh mata uang, termasuk Rupiah.

Country Head of Commercial Clients Standard Chartered Bank, Irvan Noor mengatakan, pengusaha yang pada umumnya lebih mengutamakan profit oriented, banyak yang lebih suka meminjam dolar AS karena bunganya murah. Sementara Rupiah bunganya besar dan pendapatannya Rupiah.

"Beberapa pelaku usaha juga tidak bisa dibilang benar juga. Seperti misalnya boleh pinjam dolar AS, tapi harus diikuti dengan hedging. Mungkin sistemik harus dibetulkan, tidak bisa BI disalahkan atau pengusaha disalahkan. Melihatnya harus mata rantai, kuncinya adalah hedging," ujar Irvan, di Jakarta, Kamis (10/9/2015).

Menurut Irvan, hedging harus dilaksanakan jika memang mereka mempunyai currency mixmatch. Mungkin BI atau pemerintah melihatnya berbeda.

"Concern saya cuma hedging, tidak bisa dilihat sendiri-sendiri. Bank-bank memiliki fungsi intermediary yang harus dilakukan secara tepat juga," ucapnya.

Jika pengusahanya mau loan dalam dolar AS, kata Irvan, harus dibarengi hedging. Hal tersebut mungkin banyak yang tidak melakukannya. “Teman-teman di bank selama ini menawarkan solusi hedging itu atau tidak harus dilihat juga," ungkapnya.

(Widi Agustian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement