Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bisnis Batu Bara Bayan Kembali Normal

Bisnis Batu Bara Bayan Kembali Normal
Ilustrasi Produksi Batu Bara. (Foto : Dede Kurniawan/Okezone)
A
A
A

JAKARTA — PT Bayan Resources Tbk (BYAN) menyatakan, PT Bara Tabang (BT) kembali dapat melakukan pengiriman batu baranya melalui Sungai Kedang Kepala. Hal ini sesuai dengan surat keputusan dari Gubernur Kalimantan Timur tentang Pencabutan Penghentian Sementara terhadap aktivitas pengangkutan batubara PT Fajar Sakti Prima dan Bara Tabang di Sungai Kedang Kepala, yang diterima 16 September 2015.

Direktur Utama Bayan Resources, Chin Wai Fong dalam siaran persnya di Jakarta, mengatakan, sehubungan dengan surat pencabutan penghentian sementara itu, maka BT dapat kembali melakukan pengiriman batu baranya, sedangkan FSP tidak berdampak karena pengangkutannya tidak melalui Sungai Kedang Kepala.

Emiten kontraktor dan pertambangan batubara ini melaporkan kerugian bersih pada kuartal I 2015 mencapai USD18,53 juta. Kondisi ini dipengaruhi oleh lesunya bisnis batu bara yang tercermin dari turunnya pendapatan sebesar 54,63% menjadi USD108,61 juta dari periode serupa tahun lalu sebesar USD239,31 juta.

Pendapatan terbesar perseroan berasal dari penjualan batu bara dengan ekspor yang memberikan konstribusi terbesar pada tiga bulan pertama tahun ini 2015 dan periode serupa tahun lalu masing-masing sebesar USD98,38 juta dan USD228,05 juta. Sementara itu, penjualan batubara lokal hanya USD10,23 juta dan USD11,37 juta dalam tiga bulan pertama tahun lalu.

Pada kuartal I 2015, aset Bayan Resources menyusut menjadi USD1,09 miliar. Padahal aset di 2014 tercatat sebesar USD1,16 miliar. Sebagai informasi, tahun ini perseroan bakal merestrukturisasi utangnya senilai USD286,1 juta. Nilai tersebut merupakan bagian utang pokok yang jatuh tempo tahun ini dari total utang jangka panjang perseroan dari club deal senilai USD573,6 juta.

Manajemen Bayan Resources mengungkapkan, saat ini perseroan memiliki kas sebesar USD96,9 juta, sedangkan pinjaman pokok yang jatuh tempo sebesar USD286,1 juta. Perseroan akan mengantisispasi ketidakcukupan kas untuk melakukan pembayaran utang tersebut. Hal tersebut memperlihatkan ketidakpastian material dalam hal kemampuan perseroan untuk dapat mempertahankan kelangsungan usahanya.

Pengendalian Produksi Batu Bara

Oleh sebab itu, perseroan akan merestrukturisasi pinjaman new club deal untuk menunda pembayaran pinjaman pokok agar lebih mencerimnkan arus kas yang diharapkan di masa akan datang. Manajemen melanjutkan, berdasarkan laporan keuangan kuartal I tahun ini, rasio net debt perseroan telah melebihi yang diperlukan dalam memenuhi syarat penjaminan. Oleh sebab itu, bulan lalu manajemen Bayan telah menyetujui commercial term sheet untuk merestrukturisasi utang perseran dengan pemberi pinjaman.

Disebutkan, perseroan mengantisipasi hal ini akan diselesaikan dalam waktu beberapa bulan ke depan. Hal tersebut memungkinkan perseroan untuk melanjutkan kelangsungan usahanya. Sebelumnya, pada 2012 Bayan mendapatkan pinjaman sebesar USD750 juta dengan opsi meningkatkan fasilitas pinjaman tersebut hingga USD950 juta. Transaksi pinjaman tersebut merupakan yang terbesar diraih perseroan selama ini.

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement