Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Produksi Alat Berat Drop akibat Pelemahan Sektor Tambang

Dani Jumadil Akhir , Jurnalis-Kamis, 15 Oktober 2015 |13:45 WIB
Produksi Alat Berat <i>Drop</i> akibat Pelemahan Sektor Tambang
Ilustrasi: Okezone
A
A
A

JAKARTA - Asosiasi Alat Besar Indonesia (Hinabi) melaporkan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait produksi yang menurun. Penurunan dikarenakan sektor pertambangan yang juga melemah sehingga penjualan maupun penyewaan alat berat pun turun.
 
 

"Faktor utamanya adalah mining drop. Jadi market sekarang menuju ke arah konstruksi," kata Ketua Hinabi, Jamaluddin di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (15/10/2015).

Menurut Jamaluddin, produksi alat berat memang difokuskan kepada sektor pertambangan sekira 70 persen, namun dengan penurunan harga komoditas membuat pemesanan alat berat berkurang yang menyebabkan produksi menurun. Pihaknya pun mengalihkan produksi alat berat ke sektor konstruksi.

"Banyak, ada eskavator, buldoser, dan sebagainya. Kalau itu sudah mampu diproduksi di dalam negeri ya sebaiknya jangan impor lah," jelasnya.

Kendati demikian, walaupun banyak impor alat berat, namun Hinabi dalam produksinya telah melakukan ekspor sebesar 20 persen. Hinabi memiliki kapasitas produksi 10.000 per tahun, dan sekarang hanya terpakai 40 persen-50 persen.

"Kita eksporloh pak. 20 persen produksi kita, kita ekspor. Tidak hanya di ASEAN," sebutnya.

Banjirnya produk-produk impor di dalam negeri dikarenakan banyak alat berat bekas masuk, sehingga merusak industri dalam negeri. Hal ini sudah berdampak terhadap beberapa pihaknya yang mulai terjadi pada tahun lalu.

"Salah satunya adalah yang tadi saya bilang utilisasi atau produksinya kecil. Dengan demikian, bagaimana untuk survive, mau tidak mau pengurangan," tukasnya.

(Rizkie Fauzian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement