Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Strategi Pedagang Buku Kwitang Bangkit dari Keterpurukan Omzet

Dedy Afrianto , Jurnalis-Kamis, 10 Desember 2015 |06:26 WIB
Strategi Pedagang Buku Kwitang Bangkit dari Keterpurukan Omzet
Ilustrasi : Shutterstock
A
A
A

JAKARTA - Relokasi yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terhadap pedagang buku Kwitang tujuh tahun silam masih berdampak pada penurunan omzet para pedagang. Bahkan, para pedagang buku bekas yang direlokasi ke Pasar Senen sempat mengeluhkan penurunan omzet hingga 90 persen sejak dipindahkan dari sentra jual beli buku Kwitang.

Kendati demikian, sepinya para pembeli pasca relokasi ke Pasar Senen telah memaksa para pedagang untuk berfikir lebih kreatif demi mencari nafkah.

"Kita kemudian membuka usaha baru untuk menambah pendapatan. Kita buka (cabang usaha) di beberapa universitas di Jakarta," ujar salah seorang pedagang buku bekas, Jun saat berbincang dengan Okezone di Pasar Senen Jakarta.

Selain membuka cabang usaha, Jun pun juga melirik kesempatan dengan menghadiri beberapa bazar buku bekas dalam setiap kegiatan. Hal ini ia lakukan untuk menyiasati penurunan omzet saat dipindahkan ke Pasar Senen.

"Bazar juga (ikut). Ya lumayanlah, kita bisa dapat Rp5 juta per bulannya meskipun masih sangat sulit," tuturnya.

Dirinya berharap agar pemerintah turut memberikan bantuan usaha bagi pedagang buku bekas. Pasalnya, saat ini belum terdapat bantuan dalam bentuk apapun yang diberikan oleh pemerintah kepada pedagang buku bekas. Padahal, unit usaha dagang ini sangat membantu para pelajar untuk mendapatkan buku dengan harga miring.

Seperti diketahui, nama Kwitang sempat berjaya lantaran menjadi pusat jual beli buku. Kwitang terkenal bukan hanya karena buku baru yang dibanderol murah, tetapi justru karena menjadi sentra buku sastra hingga buku langka.

Sentra penjualan buku Kwitang terletak di antara Jalan Senen Raya dan Jalan Kwitang Raya, tepatnya di simpang lima Senen. Nama Kwitang semakin tenar, salah satunya karena masuk dalam film layar lebar Ada Apa Dengan Cinta yang booming pada 2002. Namun itu dahulu. Kini, Kwitang tampak sepi.

Pada 2008 lalu, Pemerintah DKI Jakarta memutuskan untuk merelokasi para pedagang buku bekas Kwitang ke beberapa tempat seperti Blok M dan dan Pasar Senen. Akibatnya, omzet pedagang tersebut turun drastis. "Dulu di Kwitang saya bisa dapat hingga Rp30 juta sebulan,” ujar Jun.

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement