Menurut Indroyono, kemampuan Habibie sudah tidak diragukan lagi dalam industri penerbangan nasional.
"Karena dia mampu mengawal Dirgantara. Dia terkenal bukan Presiden RI ke-3 tapi tokoh penerbangan," sambungnya.
Mencontoh pencapaian Habibie dalam industri penerbangan, lanjut Indroyono mengungkapkan, masih banyak orang-orang Indonesia memiliki potensi yang besar di dunia penerbangan. Terlebih lagi, tidak sedikit orang-orang Indonesia sudah berkiprah ke dunia penerbangan dunia.
Tetapi, Indroyono cukup kecewa, lantaran hingga detik ini Indonesia bukan lagi menjadi anggota dewan ICAO. Namun, pemerintah Indonesia kembali akan mencalonkan menjadi anggota dewan ICAO 2016-2019. ICAO merupakan badan di bawah naungan PBB yang fokus dibidang penerbangan sipil. Di dalamnya terdapat 36 negara yang merupakan anggota dewan yang memiliki hak ekslusif untuk menentukan regulasi penerbangan dunia.
"Insinyur ada di Boeing, Airbus, Bombardier semua di sana, Garuda maintenance terbesar dunia tapi bukan ICAO," tukas Indroyono.
(Fakhri Rezy)