Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Geliat Pembangunan Gedung Kantor Premium

Koran SINDO , Jurnalis-Rabu, 03 Februari 2016 |12:41 WIB
Geliat Pembangunan Gedung Kantor Premium
Ilustrasi: Shutterstock
A
A
A

JAKARTA - Pembangunan gedung perkantoran masih tetap marak di kawasan pusat bisnis Jakarta dan beberapa wilayah di Indonesia.

Hal ini tak lain untuk mengakomodasi masih tingginya kebutuhan ruang kantor, mengingat pesatnya perkembangan ekonomi dan wirausaha di Tanah Air. Salah satu yang terbaru dikembangkan PT Synthesis Development yang mengklaim bahwa penjualan menara kedua di perkantoran Synthesis Square di kawasan Gatot Subroto, Jakarta, direspons pasar cukup bagus.

Perusahaan pengembang ini membangun dua menara perkantoran di proyek superblok tersebut. ”Kami sedang memasarkan perkantoran menara kedua yaitu Butiq Tower, di mana saat ini sudah hampir 90 persen terjual. Sedangkan, menara pertama mulai dijual pada 2018,” kata Sales & Marketing Manager Synthesis Square Andi Setiawan. Dia menjelaskan, proyek superblok tersebut menghabiskan dana berkisar Rp1,5 triliun hingga Rp2 triliun.

Proyek yang berisi tiga menara itu ditargetkan rampung seluruhnya pada 2022. Andi mengatakan, dari dua menara perkantoran, salah satunya berketinggian 20 lantai dengan luas sekitar 35.000 meter persegi. Sedangkan, menara perkantoran kedua berketinggian 16 lantai dengan nama Butiq Tower. Sementara itu, satu menara yang untuk apartemen mulai dijual pada Februari 2016.

Di lain pihak, PT Mega Manunggal Property Tbk menggandeng perusahaan penyedia properti logistik dan properti terintegrasi asal Jepang, Daiwa House Industry Co Ltd, untuk membangun sentra bisnis dan perkantoran terpadu (central business district /CBD), serta membangun infrastruktur properti logistik terpadu lain di Indonesia. ”Kami telah meneken memorandum of understanding (MoU). Intinya, kami dan Daiwa House sepakat untuk bersama-sama mengembangkan bisnis properti logistik terpadu,” kata Direktur Utama Mega Manunggal Fernandus Chamsi.

Fernandus mengatakan, keduanya telah sepakat untuk bekerja sama baik dari segi permodalan maupun pemasaran. Perseroan akan menangani kegiatan operasional. Sementara, Daiwa House bakal menempatkan seorang direktur sebagai tenaga ahli. Sekretaris Perusahaan Mega Manunggal Khrisna Daswara menjelaskan, bentuk kerja sama dengan Daiwa bukan melalui skema perusahaan patungan (joint venture /JV). Mega Manunggal bakal melepas saham pada salah satu anak usaha perseroan, yaitu PT Mega Tridaya Property (MTP), kepada Daiwa House.

”Daiwa House akan mengambil bagian porsi saham setinggi-tingginya 49 persen,” ujarnya. Salah satu proyek yang akan digarap bersama Daiwa House yakni pembangunan sentra distribusi dan perkantoran terpadu untuk perusahaan e-commerce , PT Lastana Express Indonesia atau Lazada.

(Rizkie Fauzian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement