Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

10 Fakta tentang Brexit, Dampak dan Pengaruhnya

Widi Agustian , Jurnalis-Kamis, 31 Maret 2016 |19:12 WIB
10 Fakta tentang Brexit, Dampak dan Pengaruhnya
Ilustrasi: (Foto: Reuters)
A
A
A

5. Siapa yang memiliki hak memilih dalam referendum tersesebut?

Pemilih harus warga negara Inggris, Irlandia, atau warga negara persemakmuran yang berusia 18 tahun dan berdomisili di Inggris.

Atau, warga negara Ingris yang tinggal di luar negeri kurang dari 15 tahun.

6. Kenapa Inggris masih berada di Uni Eropa?

"Kita berada di luar sesuatu yang kita tidak ingin terlibat. Misalnya euro, kita tidak memiliki perjanjian kerjasama, kita sekarang kian dekat untuk keluar dari kesepakatan tersebut. Kita akan menjaga akses penuh untuk menghadapi pasar tunggal, dan kerjasama politik untuk menjaga warga tetap aman," kata Cameron.

Dia memperingatkan, Inggris berada dalam ketidakpastian selama tujuh tahun, yakni waktu yang dibutuhkan untuk negosiasi keluar: "Dan di akhir proses, Anda masih tidak bisa memastikan bahwa bisnis kami akan memiliki akses penuh ke pasar, sehingga mengorbankan lapangan kerja."

7. Kenapa Inggris harus keluar dari Uni Eropa?

"Keanggotaan Inggris di Uni Eropa menjadi penghalang kita untuk mengubah regulasi. Dan kita bisa memilih siapa yang membuat keputusan penting yang mempengaruhi semua kehidupan kita," kata Justice Secretary Inggris, Michael Gove.

"Euro memicu penderitaan ekonomi bagi orang-orang miskin di Eropa. Peraturan Uni Eropa menciptakan pengangguran massal. Kebijakan imigrasi Uni Eropa telah mendorong pedagang orang dan membawa kamp-kamp pengungsi putus asa di perbatasan kita. Hal ini jauh dari memberikan keamanan di dunia yang tidak pasti, kebijakan Uni Eropa ini telah menjadi sumber ketidakstabilan dan ketidakamanan," tambah dia.

8. Apa alasan pro-kontra Brexit?

"Referendum tak sekadar regulasi perdagangan dan bisnis. Ini lebih kepada demokrasi. Apakah kita telah merdeka, telah memiliki pemerintahan yang independen atau tidak?" ungkap anggota parlemen asal kubu konservatif, John Redwood.

Redwood mengatakan, Inggris akan mendapatkan keuntungan yang lebih nyata. "Defisit anggaran dan defisit transaksi berjalan akan turun 20 persen, dengan keluarnya dari Uni Eropa. Inggris bisa membuat undang-undang sendiri, merebut kembali regulasi untuk mengontrol imigrasi dan perbatasan kebijakan, dan kembali eksis dalam lembaga internasional, seperti WTO."

Sementara Chief Economic FT, Martin Wolf memiliki pandangan sendiri. "Inggris dengan penduduk kurang dari 1 persen penduduk dunia, dan dengan output sebesar 3 persen, bisa lebih berperan dengan keluar dari Uni Eropa," kata dia.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement