Selama kariernya, Han dikenal sebagai arsitek pemugaran bangunan-bangunan tua, karya pemugarannya meliputi Gereja Katedral, Gedung Arsip Nasional, Gedung Bank Indonesia Jakarta Kota, dan Gereja Immanuel.
Untuk sumbangannya di bidang budaya, dia mendapatkan penghargaan Profesor AA Teeuw, guru besar kajian budaya Indonesia di Universitas Leiden, Belanda.
Penghargaan itu diberikan dua tahun sekali sejak 1992 kepada warga Indonesia yang dinilai berjasa meningkakan hubungan kebudayan kedua negara. (Baca Juga: 5 Arsitek Paling Berpengaruh di Indonesia)
Han Awal (Han Hoo Tjawan) lahir di Malang Jawa Timur, 16 September 1930. Prestasinya alam merancang bangunan membuahkan penghargaan International Award of Excellence UNNESCO Asia Pasific Heritage untuk bangunan gedung Museum Arsip Nasional. Demikian seperti dikutip dalam buku 'Mengenal Tokoh Arsitek Indonesia' karya Irfan Arifuddin yang dirangkum Okezone, Senin (8/2/2016),
Karyanya yang lain seperti kampus Universitas Katolik Atma Jaya di Semanggi dan Gedung Sekolah Pangudi Luhur di Kebayoran Baru. Han juga terlibat dalam pembangunan Gedung Conefo 1964-1972. Gedung yang terletak di Senayan ini kemudian dikenal dengan Gedung DPR-MPR.
(Martin Bagya Kertiyasa)