JAKARTA - Industri Keuangan Syariah saat ini tengah tumbuh pesat pada berbagai negara di dunia. Bahkan, Menurut Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowadjojo, dalam jangka waktu lima tahun, total pertumbuhan industri keuangan syariah telah mencapai 100 persen di seluruh dunia.
"Pertumbuhan dari USD1 triliun di 2009 menjadi USD2 triliun pada tahun 2014, data menunjukkan keuangan syariah ikut memberikan sumbangan terhadap pembangunan berkelanjutan," kata Agus dalam acara sidang tahunan IDB ke-41 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Senin (16/5/2016).
Namun, kata Agus, hingga saat ini pertumbuhan industri keuangan syariah tersebut belum mampu untuk menyejahterakan masyarakat miskin di seluruh dunia. Hingga saat ini, tercatat masih terdapat 1 miliar penduduk miskin pada berbagai negara di dunia.
[Baca juga: Zakat Tekan Angka Kemiskinan saat Ekonomi Melambat]
"Untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, membutuhkan pembiayaan dan dukungan dari berbagai pihak karena banyaknya masyarakat yaitu 1 miliar orang yang hidup dalam kemiskinan," imbuh Agus.
Saat ini, tantangan utama dari industri keuangan syariah adalah memperluas komponen pembiayaan. Dengan begitu, maka dampak dari pertumbuhan ekonomi syariah di berbagai negara dapat dirasakan hingga ke berbagai kelas masyarakat.
"Tantangannya, bagaimana mewujudkan pembiayaan yang tepat karena sumbernya harus diperluas dan optimalisasi untuk pembangunan berkelanjutan," tukasnya.
(Raisa Adila)