JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada April 2016 mencapai USD11,45 miliar atau menurun 3,07 persen dibandingkan ekspor Maret 2016. Demikian juga dibandingkan April 2015 menurun 12,65 persen. Sementara ekspor nonmigas Indonesia pada April 2016 paling banyak masih dilakukan ke Amerika Serikat (AS).
Deputi Distribusi dan Jasa BPS Hadi Sasmito menjelaskan, ekonomi AS diketahui terus menguat. Hal ini membuat pelaku usaha merasa yakin bahwa kebutuhan masyarakat AS masih tinggi.
"Kebutuhan mereka (AS) paling gede. Jadi, kebutuhah tradisional dari kita meningkat. Misalnya, karet untuk mobil, tekstil misalnya sepatu, sebetulnya merek mereka juga, tapi buat dan ekspornya dari kita. Kemudian, pakaian jadi juga, produsen mereka dan kita partnership," terang Hadi di Kantor BPS Pusat Jakarta, Senin (16/5/2016).
(Baca Juga: April, Rupiah Berhasil Menang Terhadap Dolar Amerika)
Hal ini, kata Hadi, yang menjadikan Negeri Paman Sam pada periode Januari–April 2016 sebagai tujuan ekspor terbesar dengan nilai USD4.971,6 juta atau 12,22 persen dari keseluruhan ekspor Indonesia. Disusul Jepang dengan nilai USD4.179,4 juta (10,27 persen) dan China dengan nilai USD3.887,7 juta (9,55 persen).
"Kita banyak ekspor barang-barang ke AS, seperti alas kaki, sepatu, kemudian juga printer-printer banyak dan alat pendukungnnya (aksesori)," tuturnya.
(Dani Jumadil Akhir)