MAKASSAR - Implementasi smart city dinilai mampu menjadi solusi untuk memperluat pelayanan publik perkotaan, menyusul pertumbuhan perkotaan yang mengakibatkan banyaknya tantangan yang harus diatasi.
“Implementasi smart city mendorong perwujudan lingkungan yang berkelanjutan dengan dukungan infrastruktur, ekonomi, kelembagaan dan tata kelola perkotaan yang lebih mengakomodasi kebutuhan masyarakat,” kata Direktur Bina Penataan Bangunan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Adjar Prayudi, seperti dikutip dari laman Kementerian PUPR, Kamis (9/6/2016).
Adjar menjelaskan, smart City adalah pendekatan menuju kota layak huni dan berkelanjutan yang memiliki komponen yaitu smart economy, smart mobility, smart environment (energy, environment, public space), smart living dan smart governance.
Sementara itu, ahli pembangunan permukiman Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Johan Silas mengatakan salah satu contoh konkret dari smart city adalah e-Government yang dapat menurunkan biaya administrasi tanpa mengurangi kualitas layanan publik dan mampu mengoptimalkan penggunaan sumber daya.
“Saya membayangkan kota-kota di Indonesia 20 tahun mendatang sudah menjadi smart city yang mengedepankan layanan masyarakat dengan dukungan telematika,” kata Johan.
(Rani Hardjanti)