JAKARTA - Pelaku industri kartu kredit mengutuk keras tindakan gesek tunai. Pasalnya praktik gesek tunai bisa memicu kenaikan rasio kredit bermasalah atau NPL.
Lalu sebenarnya siapa yang paling dirugikan dari praktik gesek tunai?
General Manager Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) Steve Marta menjelaskan, ternyata pihak bank bukan satu-satunya yang dirugikan dari praktik gesek tunai.
Dia berpendapat, justru pemegang kartu kreditlah yang paling rugi. Apalagi kalau uang hasil gesek tunai akan digunakan untuk membayar utang.
"Yang dirugikan ya pemegang kartu sendiri, karena si merchant mendapatkan fee, pemegang kartu membayar fee kepada merchant dan merchant sudah mengantongi fee itu dulu tapi dia (merchant) enggak peduli lagi nanti mau kartunya macet kek apa kek enggak peduli lagi," kata dia kepada Okezone.
Selain pemegang kartu, tentu pihak lain yang dirugikan adalah bank. Pasalnya jika gesek tunai membuat pemegang kartu kesulitan membayar, rasio kredit bermasalah atau NPL bank akan naik. Tentu NPL yang naik adalah penilaian buruk bagi perbankan itu.
"Banknya lama-lama rugi, kalau orang itu macet, bank akan dikena NPL naik. Tapi yang paling rugi ya pemegang kartu karena kartu kreditnya jadi macet," tegas dia.
(Fakhri Rezy)