Padahal, usaha budi daya rotan Kalimantan sempat mengalami masa keemasannya pada tahun 2006 s.d. 2010. Akan tetapi, begitu ada larangan ekspor rotan asalan, petani mulai kesulitan menjual hasil budi daya rotan.
Sementara itu, industri dalam negeri seperti mebel tidak mampu menyerap pasokan budi daya rotan Kalimantan yang relatif sangat besar.
Rotan Kalimantan punya ciri khas unik ketimbang rotan asal Sumatera, Sulawesi, dan NTB. Selain berdiameter 8 hingga 11 sentimeter, rotan Kalimantan terdiri beberapa jenis, yakni jenis kubu besar yang selama ini diekspor ke beberapa negara, seperti India, Tiongkok, Eropa Barat, Eropa Timur, dan Amerika. Kalaupun ada industri dalam negeri yang memerlukan jenis tersebut, kebutuhannya relatif sangat kecil.
Petani asal Kalimantan Tengah Ahmad mengungkapkan bahwa saat ini harga rotan hanya sekitar Rp1.500,00 per kilogram. Dari harga jual tersebut, dibagi dua dengan buruh sehingga petani hanya mendapatkan Rp750,00/kg.
"Bila di rata-rata pendapatan petani saat ini, kurang dari Rp50 ribu, sedangkan kebutuhan hidup 1 hari tidak kurang dari Rp100 ribu per hari," katanya.
(Raisa Adila)