BANDUNG - Kendati diprediksi akan mengalami penurunan di triwulan II 2016, kinerja industri pembiayaan PT Federal International Finance (FIF Group) tetap optimistis akan mencatat pertumbuhan positif di sisa paruh waktu tahun ini.
Direktur FIF Group Sutjahja Nugroho mengatakan hingga akhir tahun perusahaan multifinance khusus sepeda motor tersebut menargetkan penyaluran pembiayaan hingga Rp29 triliun secara nasional. Sementara untuk wilayah Jabar 1 yang meliputi 15 cabang, hingga Agustus 2016 telah menyalurkan dana pembiayaan hingga Rp3 triliun. “Sementara ini FIF meraih market share di angka 33 persen untuk Jabar dan secara nasional mencapai 76 persen.
Hampir 60 persen untuk kendaraan roda dua, selebihnya kami memperluas pembiayaan untuk barang elektronik dan peralatan rumah tangga,” ujar Sutjahya seusai peresmian kantor baru FIF Group Soekarno Hatta Bandung, kemarin. Dijelaskannya, hingga Oktober 2016 posisi FIF Jabar 1 masih menduduki peringkat pertama sebagai wilayah terbaik dari sisi pembiayaan secara nasional.
Diharapkan hingga akhir tahun total aset tersebut dapat bertumbuh di atas 10 persen. Masih menurut Sutjahya, sebagai perusahaan pembiayaan yang berkonsentrasi pada leasing roda dua, pihaknya menetapkan dana pembiayaan rata-rata Rp14-15 juta per unit kendaraan. Untuk wilayah Jabar sendiri, penjualan sepeda motor baru yang melalui pembiayaan FIF Group telah mencapai total 12.000 unit di 30 cabang Jabar 1 dan Jabar 2.
Kepala Wilayah FIF Group Jabar 1 Elfi Vincent memastikan hingga bulan lalu FIF Wilayah Jabar 1 telah berhasil menekan angka kredit macet atau non performing loan(NPL) sebesar 1,5 persen. Hal ini dicapai berkat kerja sama yang baik antara perusahaan pembiayaan dengan produsen motor Astra Honda Motor (AHM) yang sudah terjalin sejak lama. “Saat ini kami masih fokus untuk pembiayaan produk AHM, meski berbagai jenis produk baru bermunculan.
Alasan ini didasari oleh kemitraan yang solid dengan kepastian legalitas yang sah dan akuisisi keuangan yang rapi. Dibandingkan dengan rata-rata NPL produk lain yang mencapai angka 5 persen, FIF bisa menekannya di 1,5 persen,” bebernya. Di samping itu, guna mempermudah pengajuan aplikasi dan proses transaksi para konsumen, pihaknya juga sudah memasuki era digitalisasi mulai dari pengajuan hingga proses angsuran setiap bulannya.
“Jadi sebelum petugas setujui pembiayaan, FIF sudah memiliki data base terkait konsumen. Demikian juga saat mengajukan kredit, kami sudah menerapkan pengisian digital application form untuk memudahkan,” kata dia.
(Raisa Adila)