Sepeda Listrik Buatan Anak Bangsa
BikUNAS
Sepeda ini dibuat oleh tim peneliti dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang telah dirilis April 2016 lalu. Sang inisiator BikUNS Prof Dr. Kuncoro dari Fakultas Teknik UNS mengungkapkan bahwa riset pembuatan sepeda ini telah dilakukan sejak 2015. Seluruh proses penelitian dan pembuatannya dilakukan oleh anak-anak bangsa. Sepeda listrik ini mampu menempuh jarak 25-30 kilometer dengan waktu 3-5 jam untuk pengisian listrik. Sepeda listrik ini mampu mengangkut beban 250 kg.
Selis
“Selis" adalah sepeda listrik merek lokal yang merupakan akronim dari Sepeda Listrik dan diklaim sebagai buatan asli Indonesia. Selis merupakan hasil kreasi PT Juara Bike, perusahaan sepeda lokal.
Sepeda listrik mahasiswa Padang
Tiga mahasiswa Program Studi Teknik Listrik, Politeknik Negeri Padang (PNP), Sumatera Barat, menciptakan sepeda listrik tenaga surya. Sepeda listrik buatan mahasiswa PNP Padang tersebut memanfaatkan tenaga matahari sebagai pasokan daya listrik, yang akan ditampung oleh panel surya kemudian disimpan oleh baterai atau aki.
Kota Ramah Sepeda Indonesia
Di Indonesia, bersepeda belum begitu populer seperti halnya di negara maju seperti Jepang, Belanda dan Korea. Meski demikian ada sejumlah kota di Indonesia yang ramah bagi pengendara sepeda, berikut di antaranya.
Solo Tahun lalu Solo sukses menggondol penghargaan Wahana Tata Nugraha, sebagai salah satu kota dengan transportasi publik paling tertib. Dengan penghargaan tak salah apabila Solo rasanya layak menjadi salah satu kota yang cocok untuk bersepeda. Tak tanggung-tanggung, saudara tua Kota Yogyakarta ini bahkan meraihnya selama sembilan kali berturut-turut. Adanya fasilitas pendukung untuk bersepeda seperti lajur khusus dan parkir khusus menjadikan Solo sebagai kota aman dan nyaman untuk gowes ria.
Yogyakarta
Yogya adalah salah satu kota di Indonesia yang masih memberi hak-hak untuk pengendara sepeda. Hal ini bisa dilihat dari rambu-rambu di jalan raya. Ada plang atau papan penunjuk jalan yang menunjukkan jalan alternatif untuk sepeda.
Jepara
Dari segi keramaian maupun popularitas pun masih kalah bila dibandingkan Semarang atau Solo. Namun, tidak disangka, justru kota kecil seperti Jepara yang belum terlalu padat menjadi kota paling asyik untuk bersepeda.
Magelang
Dikelilingi dataran tinggi membuat Kota Magelang memiliki cuaca sejuk layaknya Bandung. Hal ini tentu mendukung untuk bersepeda di tengah kota. Selain itu, tata ruang kota yang cukup rapi memungkinkan bersepeda di tengah Kota Magelang.
Balikpapan
Keindahan, kerukunan dan infrastruktur yang baik menjadi alasan Balikpapan layak dinobatkan menjadi kota ramah bagi para pesepeda. Lalu-lintas yang belum begitu padat juga membuat kota ini cocok untuk bersepeda. Jakarta Sebagai ibu kota negara, Jakarta telah lama diupayakan sebagai kota ramah sepeda. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya fasilitas pendukung untuk bersepeda, seperti lajur khusus sepeda. Tak hanya itu, pemerintah bahkan berencana membuat jalur layang khusus sepeda.
Bandung
Bandung memang sangat cocok untuk dijadikan kota ramah sepeda. Letaknya yang cukup tinggi membuat cuaca di sana tidak terlalu panas di siang hari. Wali Kota Bandung Ridwan Kamil beberapa waktu lalu telah bertemu dengan Dubes Denmark dan tengah menyusun rencana untuk menjadikan Bandung menjadi kota sepeda seperti ibukota Denmark, Copenhagen.
Negara Dengan ‘Penggowes’ Terbanyak
1. Belanda
Jumlah penduduk 16.652.800
Sepeda 16.500.000
Pesepeda 99,1%
2. Denmark
Jumlah penduduk 5.560.628
Sepeda 4.500.000
Pesepeda 80,1%
3. Jerman
Jumlah penduduk 81.802.000
Sepeda 62.000.000
Pesepeda 75,8%.
(Raisa Adila)