Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

INSPIRASI BISNIS: Banker Mapan Pindah Haluan Jadi Penjual Sate Ayam

Koran SINDO , Jurnalis-Kamis, 26 Januari 2017 |11:22 WIB
INSPIRASI BISNIS: Banker Mapan Pindah Haluan Jadi Penjual Sate Ayam
Foto: Koran Sindo
A
A
A

Kecuali ibu dan kakek tirinya, tidak banyak perhatian yang didapatkan Rio dari kerabatnya. Ayah kandungnya baru bisa ditemuinya setelah berusia 26 tahun. ”Ada keinginan untuk ketemu ayah kandung saya. Keinginan saja, bukan kerinduan. Semacam penasaran saja, tidak lebih. Toh setelah pertemuan itu, saya lega dan tak ingin ketemu lagi,” tuturnya enteng. Kisah Rio adalah salah satu kisah kurang menenteramkan hati bagi keluarga kebanyakan. Ibunya Rosmidar melahirkannya di Balingkah, Padang Panjang, Minangkabau, Sumatera Barat. Namun sang ayah kemudian meninggalkannya.

Rio pun dititipkan ke pesantren di Bogor, Jawa Barat. Ibunya menikah lagi dengan lakilaki keturunan Tibet yang diadopsi keluarga terpandang di Zurich. Meskipun menetap di kota yang gemerlap dengan kualitas kehidupan nomor wahid di dunia, Rosmidar mengaku kurang bahagia. Penyebabnya karena terus teringat akan Rio yang masih berada di Indonesia. Barulah dua tahun kemudian Rio bisa berkumpul dengan ibunya di Zurich. Semasa di Zurich ini, Rio lebih akrab dengan Gerhard B Sidler, kakek tirinya.

”Itulah sebabnya saya sebenarnya ingin mempersembahkan lahirnya Mister Satay ini untuk kakek saya,” katanya. Gerhard Sidler, kata Rio, banyak berpengaruh dalam hidupnya. ”Pengalaman bersama kakek saya ini sangat berkesan dalam hidup saya,” sebutnya. Di sekolah, kemajuan Rio sangat pesat. ”Saya kenal Rio sejak kecil, memang di sekolahnya dia pintar banget,” kata Dewi, salah satu warga Indonesia yang mengenal Rio sewaktu masih anak-anak. Siapa yang cerdas di Swiss, asal berkeinginan maju, akan mendapatkan banyak dukungan.

Rio pun akhirnya mendapatkan pekerjaan yang mapan di Credit Suisse, Bank Sarasin, dan lembaga keuangan lainnya. Namun, itu tadi, dia pun memilih menjadi penjual sate ayam setelah kelahiran anak pertamanya. Tidak gamang? ”Semua keluarga, istri dan ibu saya, mendukung semua ini,” katanya. Rio pun lantas mengaku ingin bertemu langsung dengan ayah kandungnya. Rasa penasaran Rio ini terjadi ketika menginjak usia 26 tahun. ”Saya tidak bilang ibu bahwa saya ingin bertemu ayah kandung. Saya hanya mengatakan ingin liburan ke Sumatera,” katanya.

Rupanya keinginan Rio ini terbaca ibunya. Saat mengantarnya ke Bandara Kloten, Zurich, Rosmidar memeluknya sekaligus memberikan alamat saudara tirinya di Sumatera. ”Kalau kamu ingin bertemu ayah kandungmu, temuilah saudaramu di alamat ini di sana,” katanya. Di Sumatera, Rio akhirnya bertemu Rico, saudara tirinya. Sementara Rian meninggal dalam tugas sebagai tentara ketika Aceh disapu gelombang tsunami. Ayah kandungnya?

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement