Secarik kertas berisikan alamat terbaru ayah kandungnya diterima Rio dari saudaranya di Sumatera. Pencarian pun dilanjutkan hingga ke Jakarta. Rio bertemu dengan adik tirinya di rumah asri di Ibu Kota. Rio mengikuti adik tirinya itu meloncati pagar rumah. Sebenarnya ada rasa takut meloncati pagar rumah orang. ”Dia kan tahu di mana bapak saya berada,” katanya. ”Lagipula saya tidak akan menyerah begitu saja, sudah jauh-jauh dari Swiss, inilah saatnya ketemu dia,” kenang Rio. Rio pun pada akhirnya bertemu dengan ayah kandungnya.
”Anda kenal saya tidak?” kata Rio ketika bertemu muka dengan ayah kandungnya untuk pertama kali. Lama tak ada jawaban, hanya bapak-anak itu saling pandang. Akhirnya ayah kandung Rio pun menyadari Rio adalah anak kandungnya. ”Kamu anaknya Rosmidar ya,” kata sang ayah. Inilah pertemuan pertama sekaligus mungkin yang terakhir. Rio mengaku tak ingin lagi bertemu ayah kandungnya. ”Tapi penasaran saya terjawab dengan pertemuan itu,” katanya.
Rio menetap dengan istri dan dua anaknya di Zurich. Selain sibuk dengan keluarga kecilnya itu, Rio juga konsentrasi mewujudkan keinginan hatinya, menjadi penjual sate gerobak yang pertama di Swiss.
(Raisa Adila)