JAKARTA - Kelurahan Karangwaru di Yogyakarta adalah salah satu kawasan yang menjadi tempat percontohan dari program Infrastruktur Berbasis Masyarakat (IBM), Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) pada 2016. Karangwaru di Kecamatan Tegalrejo awalnya adalah permukiman kumuh.
Namun, sejak 2012 hingga 2015, dengan dana bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp9 miliar, kemudian dana dari masyarakat sebesar Rp2,23 miliar dan CSR sebesar Rp578 juta.
Lingkup kegiatan Kotaku di kawasan tersebut meliputi revitalisasi Sungai Kali Buntung, pembangunan akses jalan sepanjang 1.336 meter dan dua unit jembatan penghubung. Dengan dana yang tersedia, Karangwaru bisa bersolek dan memiliki 14 unit shelter, 11 unit ruang terbuka hijau (RTH) dan dua unit septic tank komunal. Warga pun kini menjadikan Kali Buntung sebagai halaman depan mereka sehingga kesadaran tidak membuang sampah ke Kali juga meningkat.
Pada akhir tahun lalu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berkunjung ke Karangwaru dan terkesan dengan perubahan yang terjadi pada kawasan Karangwaru yang tertata, nyaman dan aman bagi 493 kepala keluarga (KK) yang tinggal di kawasan tersebut.
"Program IBM tidak hanya fisik saja akan tetapi juga revolusi mental yaitu bagaimana masyarakat yang selama ini hanya mengharapkan dari pemerintah saja tetapi dengan pemberdayaan masyarakat, mereka berdaya sendiri dan kita hanya memfasilitasi saja," kata Basuki saat itu.
Program Kotaku di NTB
Manfaat program Kotaku juga dirasakan 654 KK warga Desa Montong Terep, Nusa Tenggara Barat yang menikmati akses jalan yang lebih lebar sehingga mendukung ekonomi sekitar. Dana pembangunan jalan lingkungan tersebut bersumber dari APBN pada tahun anggaran 2012 hingga 2015 sebesar Rp2 miliar, ditambah dana masyarakat sebesar Rp762 juta.