JAKARTA - Seluruh industri di Indonesia saat ini tengah dihadapi dengan era persaingan bebas. Persaingan pun tidak terlepas dari sektor industri mebel yang kini mau tidak mau harus bersaing dengan mebel merek asing. Namun ternyata hal tersebut tidak banyak memengaruhi para pembeli asal mancanegara untuk beralih dari mebel produksi Tanah Air.
Nudin (37), pengusaha mebel bekas dan antik bernama Rambu Ata Art & Furniture mengatakan sejauh ini masih banyak pembeli asal luar negeri yang berdatangan hanya untuk membeli dan memesan mebel kepada dirinya. Belum lama ini, dirinya kebanjiran pesanan dari seorang konsumen asing. Namun, dirinya tidak merinci angka transaksi, hanya saja konsumen asing tersebut memesan kotak cerutu sebanyak 10 item sebagai buah tangan.
Untuk itu, pria yang sudah 9 tahun berbisnis mebel antik ini memperkirakan masih banyaknya konsumen asing membeli mebel khas Indonesia dikarenakan mebel bekas dan antik masih dipandang 'seksi' di mata para pembeli asal luar negeri tersebut.
"Pernah ada bule yang ngeborong banyak, jenisnya macam-macam, sampai total transaksinya Rp75 juta. Buat dibawa ke negaranya, Prancis. Biasanya kalau bule-bule pada belanja, dalam satu kali transaksi, biasanya beli banyak, sebelum dia pulang ke negaranya," ujarnya saat berbincang dengan Okezone di kios miliknya, Jalan Kemang Timur Raya 17C, Jakarta, belum lama ini.
Bahkan, tidak sedikit pula konsumen asing tersebut sengaja memborong dengan jumlah banyak demi untuk bisa dijual kembali di negara asalnya. Mayoritas mereka cenderung memilih menyukai motif mebel yang minimalis.